KAB.BOGOR, - Miss communication (miss komunikasi) antara pedagang makanan dan pekerja dengan pihak pelaksana rehab sekolah SDN 04 Leuwiliang akhirnya selesai. Masagus atau biasa dipanggil Inu selaku pihak pelaksana mengatakan, dari perusahaan sebetul nya sudah membayar seluruh upah kepada para pekerja melalui mandor. Namun ulah oknum mandor yang diduga tidak bertanggungjawab tersebut kepada pekerja dan pemilik warung mengakibatkan adanya tunggakan upah yang belum dibayar dan bon makan selama berkerja.
“Kita dari pihak perusahaan sudah melakukan kewajiban dengan membayar seluruh upah para pekerja melalui mandor. Tanda bukti pembayarannya kita ada semua. Namun ini murni ulah oknum mandor yang tidak bertanggungjawab, ” ujar Inu kepada awak media usai bertemu pemilik warung dan pekerja di lokasi SDN 04 Leuwiliang, Selasa (11/1/22).
Kedatangan saya kesini, lanjut Inu, ” bentuk tanggung jawab moral sebagai pemilik perusahaan. Hak orang itu wajib saya diberikan, walaupun ini ulah si oknum mandor.”
Kepada pemilik warung dan pekerja, Inu menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Dengan disaksikan oleh Kepala Sekolah SDN 04 Leuwiliang dan rekan media, pihak pelaksana menyerahkan uang kepada pemilik warung dan pekerjaan sesuai dengan yang belum dibayarkan oleh oknum mandor.
Sri Maryati (60) pemilik warung merasa terharu dengan sikap dan tanggung jawab pihak perusahaan. Kepada pemilik perusahaan dirinya menyampaikan ucapan terima kasih dan doa terbaik.
“Mudah-mudahan bapak kedepannya diberikan rezeki yang lebih banyak lagi, ” ucap Sri Maryati kepada pihak pelaksana.
Hal yang sama juga diucapkan Didi (pekerja) yang juga korban oknum mandor. Dengan mata berkaca-kaca, Didi mengatakan bahwa uang jerih payah yang terima tersebut sangat dibutuhkan untuk biaya anak nya yang akan melanjutkan ke jenjang SMP.
“ Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak semua, ” tutur Didi seraya menutup dengan kata Aamiin. (Luky)